BANTUL, Lingkar.news – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai membangun jembatan darurat sementara dari bambu untuk mengatasi akses jalan yang putus akibat longsornya tebing Sungai Oya di Pedukuhan Srikeminut, Desa Sriharjo, Imogiri.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, Mujahid Amrudin, menjelaskan bahwa langkah penanganan sudah dipersiapkan melalui rapat koordinasi, termasuk pembangunan jembatan darurat yang menggunakan bambu.
“Untuk penanganan konstruksi ini sudah dikoordinasikan minggu kemarin, dan hari ini sudah ada rencana untuk pembangunan jembatan darurat yang dari bambu,” ujar Mujahid di Bantul, Senin, 1 Desember 2025.
Ia mengatakan jembatan bambu ini dibangun sebagai solusi sementara untuk memastikan masyarakat di Pedukuhan Wunut dan Sompok, Desa Sriharjo, bisa kembali melintas.
Pasalnya, jalan utama yang menghubungkan kedua pedukuhan tersebut terputus sejak longsornya tebing Sungai Oya pada Jumat, 21 November 2025 lalu.
Mujahid menyebut proyek pembangunan jembatan darurat ini merupakan bagian dari penanganan pada masa tanggap darurat bencana banjir dan longsor yang ditetapkan Pemkab Bantul, berlangsung dari 21 November hingga 5 Desember 2025.
“Jembatan darurat bambu ini sangat diperlukan agar masyarakat yang terdampak bisa kembali mengakses jalur utama mereka. Ini adalah solusi cepat sementara, dan untuk penanganan permanennya nanti akan dilakukan secara simultan oleh Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Pemukiman (DPUPKP) Bantul,” kata Mujahid.
Selain pembangunan jembatan darurat, pemerintah pusat melalui Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO) juga melakukan pengerukan sedimentasi di sebelah selatan tebing Sungai Oya yang longsor, untuk mengurangi risiko bencana lebih lanjut.
Mujahid juga menambahkan, untuk aspek non-fisik, koordinasi dengan relawan dan pengelolaan logistik untuk pengungsi sudah dilakukan, agar kebutuhan masyarakat yang terdampak dapat teratasi.
Pembangunan jembatan darurat dari bambu ini telah dimulai oleh DPUPKP Bantul dan diperkirakan akan selesai dalam waktu sekitar satu minggu.
Ia juga menjelaskan masa tanggap darurat banjir dan longsor yang berlaku hingga 5 Desember 2025 akan dievaluasi pada 4 Desember 2025, untuk menentukan apakah perlu perpanjangan berdasarkan progres pembangunan jembatan darurat dan penanganan lainnya.
“Jika jembatan bambu selesai dalam waktu satu minggu, maka setelah itu akan dilakukan penanganan permanen. Namun, jika belum selesai, bisa jadi masa tanggap darurat akan diperpanjang, dan evaluasi akan dilakukan setelah 4 Desember,” pungkasnya.
Jurnalis: Ant
Editor: Rosyid