
YOGYAKARTA, Lingkar.news – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Yogyakarta memiliki alasan membuka jalur khusus Kemantren (Kecamatan) Umbulharjo dalam Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) SMP Negeri 2025/2026. Kini kuota jalur domisili daerah tersebut telah terpenuhi.
“Sekarang sudah penuh. Daya tampungnya lebih kecil dibanding pendaftar sehingga ada yang tidak diterima di jalur ini,” ujar Kepala Disdikpora Kota Yogyakarta Budi Santosa Asrori, Senin, 23 Juni 2025.
Menurut Budi, jalur domisili daerah khusus itu disediakan untuk mengakomodasi keterbatasan akses warga Umbulharjo, Kota Yogyakarta terhadap sekolah negeri jenjang SMP.
“Umbulharjo itu sepertiga wilayah Kota Yogyakarta, tetapi akses ke sekolah negeri terdekat sangat terbatas. Jumlah lulusan SD-nya juga paling banyak, sekitar 800-an siswa,” ujarnya.
Jalur khusus tersebut, kata Budi, hanya tersedia untuk SMP Negeri 10 Yogyakarta dengan kuota 45 kursi atau 20 persen dari total kuota jalur domisili daerah yang secara keseluruhan mencakup 40 persen dari daya tampung setiap sekolah negeri.
Disdikpora menyebut warga Umbulharjo yang belum diterima masih dapat mengikuti jalur domisili daerah tahap umum yang dibuka pada 30 Juni hingga 3 Juli mendatang, dengan sisa kuota 20 persen.
“Kalau yang tahap berikutnya itu terbuka untuk semua warga Kota Yogyakarta, termasuk dari Umbulharjo,” kata Budi.
Setelah jalur khusus untuk Umbulharjo, Disdikpora Kota Yogyakarta saat ini menjalankan proses seleksi untuk beberapa jalur lain dalam SPMB jenjang SMP Negeri tahun ajaran 2025/2026.
“Sekarang sedang berlangsung jalur domisili radius, afirmasi, mutasi orang tua, dan kemaslahatan guru,” ujar Budi.
Berbeda dari jalur khusus Umbulharjo, seluruh jalur tersebut menggunakan sistem token sebagai syarat aktivasi pendaftaran daring. Token dapat diambil dan digunakan calon peserta didik sesuai jadwal masing-masing jalur.
“Yang pakai domisili radius pakai token. Prestasi akademik, mutasi orang tua juga pakai token,” ucap Budi.
Dia menyebut proses pendaftaran dengan sistem token telah dibuka sejak pertengahan Juni dan hingga kini masih terus berjalan.
Tahapan seleksi berikutnya dijadwalkan berlangsung mulai 30 Juni hingga 3 Juli, yang mencakup jalur domisili daerah tahap umum, jalur afirmasi Keluarga Sasaran Jaminan Perlindungan Sosial (KSJPS), serta jalur prestasi umum.
“Puncaknya nanti tanggal 30 Juni sampai 3 Juli. Itu ada domisili daerah, KSJPS, dan prestasi umum,” ujar dia.
Kepala Bidang Pendidik Tenaga Kependidikan Data dan Sistem Informasi Disdikpora Kota Yogyakarta Mannarima menambahkan bahwa Kemantren Umbulharjo memiliki jumlah lulusan SD terbanyak dibanding kemantren lain di Kota Yogyakarta.
Namun, keterbatasan sekolah negeri dan jarak yang cukup jauh membuat mereka kerap kalah bersaing di jalur radius.
“Kalau bersaing jalur radius, masyarakat Umbulharjo sulit, sehingga kita beri separuh dari jalur domisili daerah khusus Umbulharjo di SMPN 10 Yogyakarta,” kata Mannarima.
Tahun ini, SPMB jenjang SMP Negeri di Kota Yogyakarta mencakup delapan jalur seleksi, yakni jalur domisili radius (10 persen), domisili daerah (40 persen), afirmasi KSJPS (15 persen), afirmasi disabilitas (5 persen), mutasi dan kemaslahatan guru (5 persen), prestasi akademik (10 persen), prestasi umum (10 persen), dan prestasi khusus (5 persen).
Jalur radius didasarkan pada jarak antara titik tengah RW domisili siswa dan sekolah tujuan, sedangkan jalur afirmasi disabilitas dan KSJPS mengacu pada gabungan nilai rapor dan hasil Asesmen Standar Penilaian Daerah (ASPD).
Jurnalis: Antara
Editor: Sekar S