YOGYAARTA, Lingkar.news – Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemprov DIY) mengajukan anggaran sebesar Rp19 miliar ke pemerintah pusat untuk perbaikan total Jembatan Kewek di Kota Yogyakarta. Nilai tersebut termasuk penambahan struktur penyangga yang membutuhkan alokasi sekitar Rp6 miliar.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan permohonan pendanaan telah disampaikan ke pemerintah pusat agar dapat dimasukkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026.
Meski menunggu kepastian dari pusat, ia menegaskan bahwa Pemda DIY tetap melakukan langkah darurat untuk menjamin keamanan pengguna jalan.
Sri Sultan menjelaskan bahwa curah hujan tinggi menyebabkan penurunan tanah di sekitar jembatan. Kondisi tersebut menjadi alasan utama diperlukannya stabilisasi struktur sebelum perbaikan besar dilakukan.
“Untuk sementara, untuk antisipasi diperbaiki dalam konteks untuk tidak membahayakan untuk kemungkinan tanah longsor. Ya kan? Atau makin turun. Karena banyak yang turun karena banyak hujan,” ujarnya di Kantor Wali Kota Yogyakarta, Kamis, 4 Desember 2025.
Ia menambahkan bahwa langkah stabilisasi akan menjadi prioritas sembari menunggu hasil studi teknis dan persetujuan anggaran.
“Sehingga itu yang akan dilakukan lebih dulu, sambil menunggu masalah hitungan studi dulu maupun anggarannya,” katanya.
Sri Sultan menyebut bahwa berkas pengajuan pembiayaan dari daerah telah selesai disusun dan kini hanya menunggu proses di kementerian terkait.
“Kami minta APBN departemen itu bisa membiayainya. Tapi bagaimanapun kan juga sama saja. Mereka juga proses APBN,” ujarnya.
Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo menyampaikan bahwa kondisi Jembatan Kewek kini berada pada tahap kritis dan memerlukan tindakan cepat.
“Jembatan Kewek itu kita harus segera berbuat. Yang sekarang itu kan Jembatan Kewek ini patah, di ujungnya ada patah, geser 3, terbuka 3 cm, turun 10 cm, sampai di bawahnya itu juga anjlok. Kekuatannya tinggal antara 20–30 persen,” jelasnya.
Hasto mengatakan Sri Sultan telah mengarahkan agar jembatan berusia 101 tahun itu dibongkar total.
“Ngarsa Dalem sudah mengarahkan, karena ini sudah umurnya 101 tahun, sudah dianggap rusak total sehingga kita bongkar secara keseluruhan,” katanya.
Menurut Hasto, komunikasi intensif dengan Kementerian PUPR membuahkan hasil karena usulan anggaran Rp19 miliar telah disetujui untuk dialokasikan dalam APBN 2026.
Sambil menunggu perbaikan total pada 2026, Pemkot Yogyakarta akan melakukan sejumlah tindakan jangka pendek terutama menghadapi libur Natal dan Tahun Baru.
“Jangka pendek kita bertindak cepat dalam mengatasi kondisi sementara, salah satunya adalah menutup sebagian,” ujar Hasto.
Menurutnya, Jembatan Kewek saat ini hanya boleh dilalui kendaraan kecil. Bus dan truk dilarang melintas karena dinilai dapat memicu risiko tambahan pada struktur jembatan.
Meski akan dibongkar total, Pemerintah Kota Yogyakarta memastikan nilai sejarah Jembatan Kewek tetap dijaga. Pemkot akan melakukan dokumentasi menyeluruh sebagai bentuk pelestarian memori jembatan tersebut.
“Satu catatan bahwa Jembatan Kewek ini kan ada nilai historis yang harus dipertahankan. Meskipun fasadnya itu bukan heritage, tetapi sejarah menunjukkan bahwa pada saat peresmian Jembatan Kewek ini adalah jembatan yang dicreate, didesign oleh Ngarsa Dalem VIII,” pungkasnya.
Sumber: Humas Pemprov DIY
Editor: Rosyid

