Yogyakarta (LINGKAR.NEWS) – Pemerintah Kota Yogyakarta mulai menormalisasi Sungai Code dengan membongkar seluruh keramba ikan serta membersihkan endapan tanah dan tumbuhan liar guna melancarkan aliran air sebelum musim hujan tiba.
Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo saat memimpin pembersihan Sungai Code di sekitar Jembatan Kleringan, Yogyakarta, Minggu, mengatakan berbagai aktivitas warga di sepanjang sungai menjadi tantangan utama menjaga kebersihan dan kelancaran aliran air.
“Masih ada yang memelihara ayam, bebek, ikan, bahkan keramba beton. Kalau tidak segera dibersihkan, kesannya sungai boleh digunakan untuk semua aktivitas itu,” ujar dia.
Hasto mengatakan penertiban itu dilakukan secara persuasif bersama masyarakat, lurah, RT-RW, serta didukung tim dari Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kota Yogyakarta, dan pasukan kebersihan.
“Alhamdulillah sekarang di pinggir sungai sudah tidak ada lagi kandang ayam. Seminggu lalu masih banyak, termasuk kandang burung, tapi sekarang sudah dibongkar dan kita mulai bongkar keramba,” katanya.
Menurut dia, sebanyak 15 keramba ikan akan dibongkar seluruhnya dalam waktu dekat.
Sebagian telah dibersihkan dan ikannya dipanen, sementara alat berat akan diturunkan pekan depan untuk mempercepat pembersihan sungai.
“Kita ingin memastikan air sungai benar-benar jernih, bersih, dan mengalir lancar,” ujar dia.
Hasto berharap normalisasi sungai mendapat dukungan dari masyarakat untuk mengantisipasi bencana banjir jelang musim hujan.
“Ketika ada keramba, kandang, atau sampah di sungai, aliran air bisa terhambat dan berisiko meluap. Maka sebelum masuk November-Desember, sungai harus bersih dulu,” kata dia.
“Menjaga sungai itu tanggung jawab kita bersama. Kalau penghambatnya dibersihkan, airnya akan mengalir jernih, dan lingkungan kita jadi lebih sehat,” lanjut Hasto.
Kepala DPUPKP Kota Yogyakarta Umi Akhsanti mengatakan pekerjaan utama dalam normalisasi itu adalah pembersihan endapan dan hambatan di aliran sungai, baik lumpur, tanah, maupun tumbuhan liar yang membentuk semacam delta.
Kegiatan pembersihan tidak hanya menyasar keramba ikan di tengah sungai, tetapi juga seluruh material yang menumpuk di dasar sungai.
“Tanah dan batu di tengah sungai akan kita geser ke tepi supaya aliran air kembali lancar,” ujar dia.
Terkait pembongkaran keramba, pihaknya telah melakukan komunikasi dan kesepakatan dengan para pemilik.
“Untuk ikan yang sudah layak konsumsi, sudah waktunya panen, pemilik diperbolehkan memanen terlebih dahulu. Sedangkan ikan kecil atau bibit akan kita manfaatkan sebagai tebar benih di Sungai Code,” jelasnya.
Menurut Umi, kondisi Sungai Code menjadi prioritas karena endapannya paling banyak dan permukimannya paling dekat dengan aliran sungai.
“Dari tiga sungai besar di Kota Yogyakarta, Code paling padat aktivitasnya. Karena itu kami mulai dari sini, kemudian akan bergeser ke sungai lainnya,” ujarnya.
Dia menargetkan normalisasi Sungai Code selesai pada akhir November 2025, meski pelaksanaannya bergantung pada kondisi cuaca. (anta/red)

