Yogyakarta, LINGKAR – Meski beberapa wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mulai diguyur hujan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta menegaskan bahwa DIY belum sepenuhnya memasuki musim hujan. Hal ini disampaikan oleh Kepala Stasiun Klimatologi BMKG DIY, Reni Kraningtyas, yang menjelaskan bahwa saat ini DIY masih dalam masa transisi atau pancaroba.
“DIY masih dalam fase pancaroba hingga dasarian kedua bulan Oktober 2024,” ujar Reni saat dihubungi di Yogyakarta, Sabtu (14/9).
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa suatu daerah baru dianggap memasuki musim hujan jika dalam tiga dasarian berturut-turut atau sekitar satu bulan, curah hujan mencapai 150 mm. Menurut perkiraan BMKG, musim hujan di DIY akan dimulai pada Oktober dasarian III.
“Curah hujan pada Oktober 2024 diperkirakan bervariasi antara 51 hingga 300 mm, dengan kategori rendah hingga sedang, dan sifat hujan yang beragam dari bawah normal hingga di atas normal,” tambah Reni.
Ia juga menjelaskan bahwa sebagian kecil wilayah seperti Kecamatan Samigaluh dan Kalibawang di Kabupaten Gunungkidul, diprediksi akan mulai memasuki musim hujan pada dasarian II Oktober. Sementara, wilayah lainnya akan menyusul pada dasarian III Oktober hingga dasarian I November.
Selama masa transisi ini, Reni mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi cuaca ekstrem. Hujan deras, angin kencang, puting beliung, dan bahkan hujan es mungkin terjadi selama periode ini.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Noviar Rahmad, menegaskan bahwa hujan yang turun dalam beberapa hari terakhir belum cukup untuk mencabut status Siaga Darurat Bencana Kekeringan di DIY.
“Status siaga darurat kekeringan masih berlaku hingga 30 September 2024,” kata Noviar, menegaskan bahwa ancaman kekeringan masih membayangi meskipun hujan mulai turun di beberapa wilayah. (RARA – LINGKAR)