Bantul, Lingkar.news – Pemkab Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta mengungkapkan bahwa permintaan dari masyarakat untuk bantuan pembuatan sumur bor guna mengatasi kesulitan air bersih hingga menjelang akhir 2024, mencapai 20 lokasi.
“Kalau yang usul atau permintaan sumur bor itu banyak, cuma anggarannya dari daerah tidak ada, kalau titiknya yang masuk itu sekitar 20 lokasi,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (DPMK) Bantul Sri Nuryanti di Bantul, Minggu (8/12).
Menurut dia, jika dihitung anggarannya untuk permintaan sumur bor di 20 lokasi tersebut membutuhkan dana Rp3,8 miliar, namun anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) Kabupaten Bantul tidak mencukupi, bahkan untuk tahun 2025.
“Kalau anggarannya tidak ada, Pak Bupati juga lagi berusaha ke lembaga pemerintah, karena Kabupaten Bantul pada 2025, anggaran yang dari APBD cuma sebesar Rp580 juta untuk sumur bor,” katanya.
Dia mengatakan daerah yang masyarakatnya mengusulkan pembuatan sumur bor, termasuk sarana dan prasarana air dan perpipaan tersebut mayoritas ada di daerah perbukitan Kecamatan Dlingo, dan daerah dataran tinggi di Bantul lainnya.
“Paling banyak di wilayah Kelurahan Munthuk Dlingo, Mangunan, Terong Dlingo, kemudian di Kelurahan Caturharjo Pandak dan Argodadi Sedayu, serta di daerah Guwosari Pajangan,” katanya.
Dia mengatakan permintaan pembuatan sumur bor guna membantu masyarakat mengakses air bersih ketika musim kemarau tersebut sudah sejak beberapa tahun lalu, dan belum sepenuhnya bisa direalisasikan hingga 2024.
“Makanya kita minta bantuan ke lembaga pemerintah, karena keterbatasan anggaran kita, dan nanti kita prioritaskan wilayah yang betul betul tidak terjangkau PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum), atau tidak beririsan dengan PDAM,” katanya. (rara-lingkar.news)