JAKARTA, Lingkar.news – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI menyusun tiga tema kampanye pemilu damai yang akan ditayangkan pada Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI dan RRI.
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Dirjen IKP) Kemenkominfo, Usman Kansong, menyebut tema pertama yaitu kampanye untuk mengajak partisipasi anak muda di Pemilu 2024 yang didominasi pemilih muda berusia 17-40 tahun dengan jumlah sekitar 107 juta orang atau 53-55 persen dari total jumlah pemilih.
“Mengajak masyarakat berpartisipasi terutama sasaran kami adalah generasi z dan milenial sebagai pemilih terbanyak pada Pemilu 2024,” ujar Usman saat pembukaan Focus Group Discussion (FGD) dengan topik ‘Peran Media Pemerintah Dalam Menyukseskan Pemilu Damai 2024’, di Jakarta pada Kamis, 26 Oktober 2023.
Usman mengatakan, Kemenkominfo telah menyosialisasikan pemilu kepada lima kampus yang daerah partisipasi politiknya rendah pada Pemilu 2019. Berdasarkan data BPS, lima provinsi dengan tingkat partisipasi pemilih rendah adalah DKI Jakarta, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Maluku dan Kalimantan Tengah.
Kemenkominfo juga akan kembali melakukan sosialisasi ke kampus di daerah lain, seperti Jambi. Kendati demikian, Jambi tidak termasuk provinsi dengan tingkat partisipasi pemilih rendah.
“Jambi tidak rendah, tapi ini permintaan dari kampus agar kami datang ke sana untuk sosialisasi kepada mahasiswa,” katanya.
Kemudian, tema kampanye pemilu damai yang kedua adalah kampanye antipolitik uang yang bekerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI. Untuk itu, Kominfo merancang billboard bertuliskan pinjam dulu 100, akan tetapi diberikan tanda silang.
“Kampanye tersebut sesuai dengan tren yang sedang digemari anak muda ketika berkomunikasi. Ini kan gaya-gaya milenial ketika komunikasi pinjam 100 supaya silaturahmi tidak putus kan gitu,” ujarnya.
Kemenkominfo pun mengambil video hasil lomba bertema pemilu dari Kementerian Dalam Negeri untuk ditayangkan di televisi dan billboard.
Dirjen IKP menyebut tema ketiga adalah pemilu damai walaupun berbeda pilihan, tetapi bersaudara selamanya.
“Kira-kira seperti itu beda pilihan seperlunya, pas pemilu saja, tapi kalau bersaudara, berbangsa, bernegara, bertanah air, ber-NKRI, ber-Bhinneka Tunggal Ika, harus selamanya,” pungkasnya. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)