SOLO, Lingkar.news – Raut syukur dan bahagia memancar dari wajah Sri Suharto, seorang juru parkir di kawasan Mangkubumen, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah yang tahun ini berkesempatan menunaikan ibadah haji 1444 Hirjiah/2023 Masehi.
Selama puluhan tahun lamanya pria berusia 69 tahun ini mengumpulkan uang demi menabung untuk menunaikan ibadah haji di kota Mekah.
Mbah Harto, sapaan akrabnya, sering terlihat di salah satu toko mode di jalan Yosodipuro, Solo. Dirinya mengaku selalu menyisihkan penghasilannya selama 38 tahun demi menjalankan rukun Islam yang kelima tersebut.
“Saya menabung sejak 1986. Saya menyerahkan uang ke istri, hasil saya pulang kerja itu saya serahkan. Mak, iki lho hasile (Mak, ini lho hasilnya),” ungkapnya pada Minggu 28 Mei 2023.
Setiap kali mendapatkan penghasilan dari bekerja sebagai juru parkir, ia akan langsung memberikannya kepada sang istri.
“Hasil dari pekerjaan parkir dan menjadi becak pada malam hari lah yang menjadi sumber penghasilan saya untuk menabung,” terangnya.
Akan tetapi, penghasilan menjadi tukang becak kalah saing dengan ojek online (ojol) yang setiap harinya semakin ketat.
Namun Mbah Harto tetap teguh dan pantang menyerah, ia gigih mengumpulkan uang hingga bisa mencapai targetnya.
Pada awalnya ia hanya mampu menyisihkan uang sekitar Rp 1,5 juta setiap bulan. Namun saat pandemi Covid-19, pendapatnnya merosot. Mbah Harto hanya dapat menyisihkan uang sekitar Rp 35 ribu hingga Rp 38 ribu setiap harinya.
Selain mengandalkan penghasilannya sebagai juru parkir, Mbah Harto juga mengaku mencari sumber pendapatan lain dari pekerjaan serabutan.
“Ya kalau pagi parkir, setelah itu serabutan bantu tetangga-tetangga yang membutuhkan,” ungkapnya.
Mengenai cara menabung haji, Mbah Harto mengatakan bahwa konsisten menjadi kunci utama agar mampu melewati tantangan.
Akhirnya Sri Surhato berhasil mencapai targetnya, ia mendaftar haji untuk keberangkatan tahun 2011. Setelah menunggu sekian lama, impiannya itu akan terwujud tahun ini.
Sebelumnya, keberangkatan Mbah Harto beserta istri, Suminem berusia 58 tahun juga sempat terdampak pandemi. Karena kebijakan batasan usia pelaksanaan haji 1443 Hijriah/2023 Masehi, Mbah Harto terpisah dengan Suminem.
“Istri saya berangkat sendiri tahun lalu. Saya memberikan pesan kepada istri saya bahwa saya percaya ini adalah panggilan Tuhan bagi saya,” urainya. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)