JAKARTA, Lingkar.news – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menerjunkan tim untuk mengevaluasi kembali izin usaha pertambangan (IUP) di Provinsi Aceh dan Provinsi Sumatera Utara. Langkah ini diambil setelah terjadinya banjir bandang dan longsor di Sumatra pada minggu lalu.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa pemerintah tidak akan ragu mencabut izin tambang perusahaan-perusahaan tambang jika terbukti melanggar ketentuan yang berlaku. Pernyataan ini disampaikan saat ditemui wartawan di Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Kamis, 4 Desember 2025.
“Saya pastikan kalau ada tambang atau IUP yang bekerja tidak sesuai dengan kaidah, aturan yang berlaku, kita akan sanksi tegas,” kata Bahlil.
Bahlil menjelaskan bahwa proses pengecekan dan evaluasi saat ini masih berlangsung di wilayah Aceh dan Sumatra Utara. Namun, untuk wilayah Sumatra Barat, Bahlil memastikan bahwa banjir bandang di provinsi tersebut tidak disebabkan oleh aktivitas pertambangan.
“Kalau di Sumatra Barat itu tidak ada. Di Aceh pun kita lagi melakukan pengecekan, kalau di Sumut (Sumatra Utara), tim evaluasi kami lagi melakukan evaluasi. Jadi, nanti setelah tim evaluasi, baru saya akan cek dampak dari tambang ini ada atau tidak,” jelasnya.
Seiring dengan proses pengecekan tersebut, Bahlil juga menyebutkan bahwa tambang emas Martabe di Tapanuli Selatan, Sumatra Utara, tidak beroperasi pascabencana.
“Kemarin sih enggak berlanjut, karena kemarin saya minta bantu untuk mereka fokus bantu, alat-alat mereka bantu saudara-saudara kita yang kena bencana,” ucapnya.
Ia menambahkan, dirinya telah turun langsung untuk mengecek lokasi tambang emas Martabe di Tapanuli Selatan setelah bencana.
“Saya kemarin juga mengecek lokasi itu, di Martabe ini tambang emas. Kalinya, sungainya itu kan ada tiga. Ada tiga kali (berukuran) gede, dan kali yang kena banjir ini kali yang (berukuran) sedang, yang tengah. Kali yang di Martabe ini yang paling kecil. Tim tambang tetap melakukan evaluasi sampai sekarang. Kemarin saya juga cek, tetapi tim kami lagi mengecek, sampai selesai baru kami memutuskan,” bebernya.
Banjir bandang dilaporkan menerjang wilayah Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat pada Selasa, 25 November 2025. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam laman resminya melaporkan data terbaru per 4 November 2025, jumlah korban jiwa akibat banjir bandang dan longsor di Sumatera mencapai 836 jiwa, sementara 518 jiwa masih dinyatakan hilang.